Rabu, 28 Agustus 2013

Haul Kesembilan Gus Yus

Ketika saya bilang akan ke Jember untuk mengikuti Haul, banyak teman mahasiswa saya yang tidak tahu apa itu arti Haul. Kecuali beberapa teman yang berlatar belakang pesantren atau berasal dari Madura, mereka sudah mafhum dengan Haul. Sedikit bercerita, Haul adalah peringatan satu tahun wafatnya seorang insan manusia. Biasanya peringatan ini diperuntukkan bagi orang-orang besar, utamanya para kiai pengasuh pondok pesantren yang telah wafat. Diadakannya Haul, tak lain dan tak bukan adalah

Jumat, 16 Agustus 2013

Lawatan SBY ke Tapal Kuda

Akhir bulan Juli lalu, SBY dan rombongan melakukan lawatan dalam rangka kunjungan kerja ke daerah Tapal Kuda. Diawali dengan mengunjungi Lumajang, Jember, kemudian ke Bondowoso. Saya sendiri tak sempat melihat atau bertemu dengan beliau sewaktu kunjungan tersebut karena masih berada di Malang. Dari pemberitaan koran, cukup banyak rakyat yang antusias dengan kunjungan SBY tersebut. SBY sendiri juga memborong beberapa produk potensi lokal seperti buah-buahan dan kerajinan tangan. Tentunya menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi pedagang yang dagangan dibeli oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Awal bulan Agustus merupakan jadwal kepulangan beliau dari kunjungan kerja di daerah Tapal Kuda. Awal bulan Agustus juga hari kepulangan saya menuju Bondowoso, kota kelahiran saya. Jalur yang dilewati SBY juga sama dengan saya yakni jalur pantai utara atau pantura. 
Sebenarnya saya tak tahu kalau hari itu SBY sedang melintas sejalur dengan saya. Hanya yang menjadi janggal adalah banyaknya tentara dan polisi di kanan-kiri sewaktu saya memasuki pantura. Jarak tak lebih dari 1 km sudah bertemu dengan pasukan pengaman lagi. Banyak warga yang berkerumun juga di pinggir jalan. Sembari memutar otak mungkin SBY akan kembali ke Jakarta melewati jalur ini. Benar ternyata.
Jalan raya Probolinggo itu saya berpapasan dengan SBY. Memang tidak langsung bertatap muka, tapi setidaknya berpapasan dengan mobil berplat RI 1 itu. Plat dengan awalan RI memang dikenal sebagai Plat sakti karena anti macet. Benar saja. Saat itu perjalanan SBY dan rombongan sangat lancar bebas hambatan. Yang menjadi penghambat mungkin hanya lubang-lubang di jalanan. 
Iring-iringan itu tak ubahnya karnaval. Tak jauh beda dengan karnaval yang menampilkan karya seni, iring-iringan presiden waktu juga bisa disebut menampilkan karya seni. Karya seni mobil mewah tepatnya. Jarang sekali mobil-mobil mewah dan mengkilat berseliweran di daerah timur. Rakyat pun juga terhibur dengan iring-iringan ini karena memiliki banyak arti jika anda mau berpikir menafsirkan. Bahkan, hanya karena iring-iringan ini seluruh siswa Sekolah Dasar di suatu kecamatan dibariskan di pinggir jalan raya yang panas dengan niat untuk menyambut lawatan SBY ini.
Apa yang ada di benak anda dengan iring-iringan presiden ini?