Sabtu, 02 Maret 2013

Nama Unik Bondowoso


Bondowoso adalah kota kecil di daerah tapal kuda Jawa Timur. Dulunya kota ini adalah ibu kota dari karesidenan Besuki sewaktu negeri ini masih dijajah Belanda. Karena sebagai ibu kota, bisa dibilang Bondowoso adalah kota pemerintahan awalnya. Seiring dengan merdekanya Indonesia, Karesidenan Besuki pun terpecah menjadi empat kabupaten. Kini Bondowoso menjadi kota sepi layaknya kota pemerintahan di luar negeri bahkan ada yang menyebutnya sebagai kota mati, kota tua. Dan yang lebih mengenaskan Bondowoso juga menyandang predikat sebagai kota termiskin kedua di Jawa Timur pada penelitian beberapa tahun silam.
Ada sisi unik dari Kota Bondowoso. Bukan karena produksi tapenya melainkan karena namanya. Nama? Ya, nama Bondowoso bila ditinjau dari
bahasa-bahasa yang ada di Jawa memiliki beragam pelafalan yang berbeda. Secara umum dalam penulisan bahasa Indonesia, kata Bondowoso dibaca sesuai pelafalan sesuai dengan logat masing-masing. Saya punya dua teman dari daerah barat Jawa, mereka mengucapkan kata Bondowoso saja berbeda. Yang satu memakai akhiran (‘) sehingga menjadi Bondowoso’ dan yang satu mengucapkannya dengan mulut mecucung (istilah Jawa) seperti ketika melafalkan huruf shod. Lucu? Memang, apalagi jika anda mendengarkannya sendiri.
Sebagian besar penduduk Jawa adalah orang Jawa. Keunikan bahasa Jawa adalah dalam mengucapkan huruf B ada sedikit penambahan huruf M seperti kasus iqlab dalam ilmu tajwid. Sehingga Bondowoso pun berubah nama menjadi Mbondowoso. Penduduk Bondowoso yang umumnya orang Madura menyebut kota ini dengan nama  Bendebesah sesuai dengan ciri khas bahasa Madura yakni huruf W berubah menjadi B. Di bahasa Madura juga masih ada perbedaan penyebutan karena ada yang menyebutnya dengan istilah lain yakni Mandebesah. Orang yang baru belajar bahasa Madura terkadang menyebutnya dengan kata Bendebeseh, Bendewesah, atau Bendeweseh karena masih kakunya lidah mereka untuk beradaptasi mengucapkan bahasa Madura sesuai dengan logatnya.
Secara bahasa arab, terdapat dua pelafalan. Yang umum digunakan adalah meniru pegon (arab yang dijawakan) sehingga di Instansi umum seperti PTS mencantumkan kata  Bunduwushu dalam papan namanya. Namun salah satu Pondok Pesantren tertua di kota ini tidak mencantumkan nama tersebut di papan namanya, melainkan menggunakan nama Bandawashy. Sekedar memberi tahu jika anda akan berkunjung ke sini. Apabila anda turun di terminal Probolinggo atau terminal Besuki, anda tidak akan menemukan kernet-kernet menawarkan bus tujuan Bondowoso kecuali jika anda melihat papan tujuan yang tertera di bus atau bertanya langsung ke kernetnya. Mengapa begitu? Karena umumnya, kernet-kernet tersebu menyingkat Bondowoso menjadi Woso. Woso… Woso… Woso…
Cukup unik karena berasal dari sebuah kata dapat melahirkan kata-kata yang lainnya. Seperti fenomena tashrifiyah dalam Bahasa Arab, Bondowoso pun berubah menjadi Bondowoso’, Mbondowoso, Bendebesah, Mandebesah, Bendebeseh, Bendewesah, Bendeweseh, Bunduwushu, Bandawashy, dan terakhir disingkat Woso. Entah fi’il dan isimnya yang mana, mungkin anda bisa membantu saya menemukannya.

4 komentar:

nirka mengatakan...

kota tape :)
btw bondowoso ada wisata alam apa ja ya?

al mengatakan...

ada banyak mbak. yang terkenal ya kawah ijen.
ada air terjun tancak kembar dan wisata purbakala.

yusuf mengatakan...

Saat ini orang lebih mengenal Tape dan Produk Olahan Tape adalah khas Kota Jember. Mengapa ? karena tape lebih mudah didapat di Jember daripada Bondowoso. Hal ini tak lepas dari jumlah kunjungan ke Jember yang jauh lebih banyak daripada ke Bondowoso.
Mengapa kunjungan ke Bondowoso sedikit ? Sebab Bondowoso tidak terletak di jalur utama lalu lintas Jawa Timur. Seperti diketahui jalur Surabaya ke timur terpecah menjadi dua saat masuk kota Probolinggo, jalur utara Situbondo - Banyuwangi dan jalur selatan Jember - Banyuwangi. Inilah yang menyebabkan Bondowoso menjadi "kota mati".
Wisata andalan Bondowoso adalah Kawah Ijen. Memang indah dan eksotis. Tapi sayangnya wisatawan yang berkunjung ke Kawah Ijen lebih suka menginap di Jember.
Diperlukan usaha yang lebih keras dan inovasi-inovasi yang lebih "out of the box" untuk membuat Kota Bondowoso menjadi lebih "hidup".

Unknown mengatakan...

kota bondowoso itu memiliki banyak tempat wisata dari segi religi, kuliner, kesenian, kerajinan, desa wisata, wisata megalitikum dan wisata alam. orang- orang sering mengenal bondowoso dengan kata bendebesa. bahasa yang di gunakan masyarakat bondowoso itu sebenarnya bahasa madura karna ter dapat pertukaran budaya bahasa maka bahasa bondowoso menjadi campuran. asal bahasa madura di bondowoso itu karena orang yang membabat/membangun bondowoso adalah keturunan kerajaan madura yaitu raden bagus assra atau sering di kenal dengan se butan ki ronggo