Rabu, 11 September 2013

PeDAng dan PeNA RitMa

Kali ini postingan tentang LSO RitMa, LSO dimana saya menjadi salah satu bagian di dalamnya. Pada zaman saya, ada sebuah program kerja pembinaan yang bertajuk PeDAng RitMa. PeDAng RitMa merupakan singkatan dari Pelatihan Dasar Anggota khusus untuk RitMaHoolic (sebutan untuk teman-teman pengurus RitMa). Program kerja ini meniru pembinaan
seperti di R-KIM, organisasi keilmiahan pusat di Universitas Brawijaya. Dalam pembinaan di R-KIM, nama acaranya memiliki nomor 1, 2, dan 3, yang menunjukkan bahwa pembinaan ini berkelanjutan. Di RitMa, saya membuatnya berbeda pembinaan pertama dinamakan PeDAng RitMa, sedangkan pembinaan kedua dinamakan PenA RitMa (Pelatihan Lanjutan Anggota). 
Awalnya, saya tidak terlalu memperhatikan masalah nama. Namun belakangan ketika saya pikir kembali, nama pada kedua acara ini memiliki arti dan filosofi yang cukup dalam. Sebagaimana kita ketahui pedang merupakan sesuatu yang tajam, sedangkan pena merupakan sesuatu yang digunakan untuk mencatat. Kita telaah dulu makna dari pedang. Pedang tidak akan tajam bila tidak diasah secara terus menerus. Itu artinya kemampuan yang ada pada diri anda tidak akan keluar secara maksimal bila anda tidak mengasahnya sendiri. Bagaimana cara mengasahnya? Ada banyak hal yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan bermanfaat. Bagi yang berada di kampus, organisasi dapat menjadi tempatnya. Kegiatan masyarakat seperti tahlilan pun dapat menjadi ajang mengembangkan diri. Bagi yang suka menyendiri, menulis mungkin dapat menjadi solusi. Secara keilmiahan, pedang juga bermakna sebagai semangat untuk memuaskan rasa keingin tahuan anda dengan bidang keilmuan yang anda geluti. Bagaimana cara memuaskannya? Saya kira anda tahu jawabannya.



Pena, telah jamak kita ketahui bahwasanya ia digunakan untuk menulis. Sejak ditemukannya pena, media tulis batu telah ditinggalkan. Melalui pena, maka ilmu akan melekat kuat di ingatan. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah kitab klasik yang dinuqil dari ucapan seorang Sahabat Nabi Muhammad bahwasanya ilmu itu bagaikan sebuah piaraan. Piaraan itu akan lepas bila tak kau ikat sebelum kau tinggalkan. Begitupula ilmu, ia akan pergi dari ingatan bila kau tak menuliskannya dalam suhufmu. Ayo goreskan penamu teman!!!




Bila disimpulkan, kedua acara ini mengandung sebuah harapan dibalik namanya. Sebuah Pedang dan Sebuah Pena. Harapannya adalah keinginan yang kuat untuk terus mengembangkan semangat ilmu dan keilmiahan serta menuliskannya sebagai suatu warisan yang bermanfaat kelak. Entah para RitMaHoolic sempat memikirkannya atau tidak, tulisan ini hanya menyampaikan pemikiran yang tertinggal.





Tidak ada komentar: