Selasa, 25 Maret 2014

Jabung, 17 Maret 2014

Sebagai kerajaan yang dikisahkan menguasai Nusantara (kini wilayah ASEAN), Majapahit tentunya meninggalkan berbagai peninggalan di wilayah yang pernah dikuasainya. Tetenger mungkin bahwa daerah itu masuk dalam daerah kekuasaan Majapahit. Sedikit banyak peninggalan itu terpusat di Trowulan, kini masuk dalam wilayah Kabupaten Mojokerto. Konon daerah Trowulan tersebut dulunya adalah pusat dari kerajaan Majapahit.
Di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur bagian timur, terdapat sebuah peninggalan dari kerajaan Majapahit. Berbentuk candi yang didominasi warna merah bata. Bagian bawah candi berbentuk kotak segi empat. Semakin ke atas bentuknya berubah bundar. Candi Jabung, nama ini menyesuaikan dengan nama desa tempat candi itu berdiri. Dekat dengan wilayah Ponpes Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Saya mengunjunginya hanya sebentar. Itu pun hanya melihat dari luar. Tidak masuk ke dalam kompleks candi. Lokasinya tidak jauh dari jalan raya pantura. Ada papan penunjuk cukup kecil tapi jelas di seberang jalan. Berbelok sedikit ke arah perkampungan warga. Sekitar beberapa meter kemudian candi mulai terlihat.
Saat itu candi terlihat sepi. Di pelataran candi yang luas, terlihat anak-anak tengah berusaha menerbangkan layang-layang. Cuaca saat itu cukup terik dengan hembusan angin yang cukup besar. Cocok memang untuk menerbangkan layang-layang. Sementara di seberang, terlihat pak tani sedang bekerja di sawah. Dibantu oleh istrinya, mereka berdua bekerja bersama-sama.
Belum ada literatur yang jelas kapan candi ini berdiri. Hanya diceritakan bahwa Prabu Hayam Wuruk pernah melakukan perjalanan ke candi ini. Mengunjungi makam kerabatnya yang diperabukan di candi ini sekaligus memugarnya.
Setelah memotret, saya kembali bergabung dalam rimba jalanan. Hari itu saya kembali ke Malang.

Candi Jabung.

Tidak ada komentar: